Ada yang pernah mendengar salah satu ayat dari Quran ini?
“Tuhan tidak akan mengirim cobaan kepada hamba-Nya kecuali hamba-Nya mampu untuk melewatinya.”
Saya tidak tahu ayat itu berasal dari surat apa, bahkan terjemahan di atas bukanlah terjemahan resmi, hanya mengandalkan ingatan saya, tapi kurang lebih mempunyai pesan seperti itu.
Ya, cobaan yang kita alami sekarang, kejadian buruk yang sedang kita hadapi, ternyata itu semua bukan berarti Tuhan jahat, melainkan karena Dia tahu kita mampu untuk melewatinya. Ayat yang mempunyai makna yang dalam, menyiratkan kita bahwa semua masalah ini akan kelar pada akhirnya. Sekilas memang, ayat ini ditujukan bagi mereka yang sedang dirundung kesusahan. Namun, saya punya pendapat sendiri mengenai hal ini.
Menurut saya, ayat ini juga berlaku sebaliknya. Ayat ini juga berlaku bagi suatu hal atau kondisi yang berlawanan dari cobaan, contohnya kekayaan. Jadi terjemahan versi kebalikannya adalah berikut:
“Tuhan tidak akan mengirim kekayaan kepada hamba-Nya kecuali hamba-Nya mampu untuk melewatinya.”
Begini, berapa banyak dari kita yang selalu merasa, “kok hidup cuma gini-gini aja ya?”, “kenapa ya gue ga kaya-kaya?”, “andai saja aku punya uang banyak”, dan ungkapan-ungkapan lainnya yang bernada sama? Mungkin semuanya pernah merasa seperti itu. Berdasarkan ayat di atas, mungkin saja, Tuhan belum mengirimkan kekayaan (atau apapun itu) kepada kita karena kita memang belum mampu untuk menerimanya. Kita dirasa belum sanggup untuk melewati itu semua. ‘Melewati’ dalam artian tidak hanya menerima, namun juga mengelola agar tidak boros, dan memanfaatkannya hingga berguna semaksimal mungkin.
Mungkin saja, kekayaan yang kita tunggu-tunggu itu belum datang juga, karena Tuhan tahu kita belum siap untuk semua itu. Mungkin saja, struggle yang kita hadapi bersama ini sebagai ujian dan latihan kita, untuk mencapai level yang lebih tinggi lagi. Mungkin saja, Tuhan tahu kalau kita dikasih kekayaan itu sekarang juga, kita tidak bisa mengelolanya dan menjadi boros. Mungkin saja, kehidupan kita yang sekarang, untuk membentuk diri kita, agar ketika mendapat kekayaan yang kita harapkan, kita tidak kaget dan menghargai setiap rupiah yang ada agar kita hemat.
Mungkin saja.
.
.
.
.
.
Tuhan, aku ingin kaya.
Komentar
Posting Komentar